Monday, November 11, 2019

MAKALAH "Birokrasi Organisasi"


BAB I
PEMBAHASAN

A.  Definisi Birokrasi

Birokrasi yang dalam bahasa inggris disebut bureaucracy berasal dari dua kata yaitu “bureau” yang artinya meja dan “ cratein” berarti kekuasaan .jadi maksudnya kekuasaan yang  berada pada orang-orang yang dibelakang meja. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia kata “birokrasi “ artinya sistem pemerintahan yang di jalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan , cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban serta menurut tata aturan yang banyak liku –  likunya.
Menurut Pryudi Atmosudirdjo dalam Harbani Pasolong(2007: 67) mengemukakan  bahwa birokrasi mempunyai tiga arti yaitu (1) birokrasi sebagai suatu tipe organisasi tertentu, (2) birokrasi sebagai system (3)birokrasi sebagai jiwa kerja
Budi Setiono dalam Harbani Pasolong ( 2007:74 ) ,membagi empat teori birokrasi yaitu :
1.Teori Rasional Administrative Model(RAM)
 Dikemukakan oleh weber yang menyatakan bahwa birokrasi yang ideal ialah birokrasi yang berdasarkan pada system peraturan yang rasional sebagai organisasi social yang diandalkan ,terukur dan dapat diprediksikan dan efisien.
2. Teori Power Blok Model (PBM)
 Teori yang berdasarkan pemikiran bahwa birokrasi merupakan alat penghalang atau  blok rakyat dalam melaksanakan kekuasaan.
3.Teori Bureaucrati Oversupply Model (BOM)
Yaitu teori berbasis pada pemikiran ideology liberalism yang muncul pada tahun 1970-an ,oleh William niskanen dalam buku representative government(1971),sebagai respon terhadap teori birorasi weber maupun teori marx,. Teori ini juga banyak pembahasan ahli  politik seperti konsep reinventing government ,new public management , public choise teory,managerialism, teori ini menuntut agar kapasitas birokrasi dikurangi dan peran yang selama ini dilakukan hendaknya di delegasikan kepada sector swasta ( privat sector) dan mekanisme pasar.
4. Teori New Public Service(NPS).
Teori NPS memandang bahwa birokrasi adalah alat rakyat dan harus tunduk pada kepada apapun suara rakyat ,sepanjang suara itu rasioanal dan legimate secara normative dan konstitusional sebab birokrasi menjalankan tugas sebagai pelayan public.


B.  Dimensi Birokrasi Organisasi
Dimensi birokrasi organisasi yang dikemukakan oleh WEBER merupakan bentuk ideal dari organisasi birokratis, yaitu:
1.     Adanya pengeturan maupun keorganisasian fungsi-fungsi resmi yang saling terkait, oleh aturan, yang menjadikan fungsi-fungsi resmi itu suatu kesatuan yang utuh. Peraturan dan prosedur operasi yang baku (standar operating procedures) menyebabkan kegiatan organisasi dapat dilaksanakan dengan cara rutin dan pasti
2.     Adanya pembagian kerja yang jelas dalam organisasi, setiap anggota organisasi mempunyai tugas yang jelas dan juga mempunyai dan juga wewenang (otoritas) yang seimbang dengan tugas yang harus dijalankan.
3.     Adanya pengorganisasian yang mengikuti prinsip hirarki, yaitu tingkatan yang lebih rendah diawasi dan diatur oleh tingkatan yang lebih tinggi, sehingga tersusun suatu hirarki otoritas dan tingkatan yang tertinggi hingga tingkatan terendah dalam organisasi. Susunan hirarki otoritas itu dinamakan juga rangkaian pemerintah (chain of command)
4.     Adanya system penerimaan dan penempatan karyawan (anggota organisasi) yang didasarkan kemampuan teknis, tanpa memperhatikan sama sekali koneksi, hubungan keluarga maupun favoritism
5.     Adanya pemisahan antara pemilikan alat produksi maupun administrasi dari kepemimpinan organisasi.
6.     Adanya objektivitas dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan suatu jabatan dalam organisasi
7.     Kegiatan administrasi, keputusan-keputusan dan peraturan dalam organisasi selalu dituangkan dalam bentuk tertulis.

Kebanyakan dimensi tersebut tampak dijalankan oleh banyak organisasi yang ada disekeliling kita, hirarki otoritas, pembagian tugas dan penggunaan dokumen tertulis.
Pada umumnya pengaruh dari ukuran organisasi terhadap tingkat birokrasi dibagi menjadi 2, yaitu: organisasi besar dan organisasi kecil. Terutama perbedaan pada beberapa dimensi dari strukturnya seperti:
1.     Formalisasi
Organisasi besar prosedur formal memberikan kesempatan bagi pimpinan untuk melakukan pengawasan yang impersonal terhadap karyawannya. Sedangkan pada organisasi kecil pengawasan terhadap karyawan dapat dilakukan secara langsung oleh pimpinan perusahaan karena karyawan yang perlu diperhatikan jumlahnya tidak besar.
2.     Sentralisasi
Sentralisasi menunjukkan tingkatan dalam organisasi yang diberikan wewenang untuk mengambil keputusan. Pada organisasi yang mempunyai tingkat sentralisasi yang tingkat keputusan-keputusan pada umumnya dibuat hanya pada puncak organisasi. Jika organisasi mempunyai tingkat sentralisasi rendah keputusan yang serupa dapat diambil pada tingkatan yang lebih rendah. Pada organisasi besar tingkat sentralisasi lebih rendah dari pada organisasi kecil.
3.     Kompleksitas
Kompleksitas mencangkup kompleksitas vertical yang menunjukkan jumlah tingkatan dalam organisasi, dan kompleksitas horizontal menunjukkan banyaknya bagian dari organisasi. Organisasi besar ternyata menunjukkan tingkat komplesitas yang lebih besar dari pada organisasi organisasi kecil.
4.     Rasio Administratif
Rasio administrative yaitu perbandingan jumlah anggota kelompok pimpinan terhadap jumlah keseluruhan anggota organisasi. Pada organisasi kecil rasio administratifnya rendah, berarti bahwa jumlah pimpinan dalam organisasi kecil sebanding dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Pada organisasi besar diperlukan lebih komunikasi sehingga memerlukan petugas yang lebih banyak.



C.   Kriteria Birokrasi Organisasi
Weber dalam Harbani Pasolong ( 2007 : 72 ), menyusun karakteristik birokrasi menjadi 7, sebagai berikut:
1. Spesialisasi pekerjaan , yaitu semua pekerjaan dilakukan dalam kesederhanaan,rutinitas ,dan mendefinisikan tugas dengan baik.
2. Hierarki kewenangan yang jelas, yaitu sebuah struktur multi tingkat yang formal,dengan  posisi hierarki atau jabatan, yang memastikan bahwa setiap jabatan yang lebih rendah berada dibawah supervise dan control dari yang lebih tinggi.
3. Formalisasi yang tinggi , yaitu semua anggota organisasi diseleksi dalam basis kualifikasi yang didimonstrasikan dengan pelatiah, pendidikan, atau latihan formal.
4. Pengambilan keputusan mengenai penempatan pegawai yang didasrkan atas kemampuan, yaitu pengambilan keputusan tentang seleksi dan promosi didasarkan atas kualifikasi teknik ,kemampuan dan prestasi para calon.
5. Bersifat tidak pribadi ( impersonalitas ), yaitu sanksi    sanksi diterapak secara seragam dan tanpa perasaan pribadi untuk menghindari keterlibatan denga kepribadian individual dan  preferensi pribadi para anggota.
6. Jejak karier bagi para pegawai, yaitu para pegawai diharapkan mengejar karier dalam organisasi. Sebagai imbalan atas komitmen terhadap karier tersebut, para pegawai mempunyai masa jabatan, artinya mereka akan dipertahankan meskipun mereka kehabisan tenaga atau jika kepandaiannya tidak terpakai lagi.
7. Kehidupan organisasi yang dipisahkan dengan jelas dari kehidupan pribadi , yaitu pejabat tidak bebas menggunakan jabatan nya untuk keperluan pribadinya termasuk keluarganya.


PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa pokok kesimpulan sebagai berikut:
1.     Organisasi birokratis merupakan jenis organisasi yang mempunyai karakteristik yang sesuai bagi sebuah masyarakat industry, baik untuk lembaga pemerintah, maupun untuk organisasi usaha.
2.     Ada dua pandangan dalam merumuskan birokrasi. Pertama, memandang birokrasi sebagai alat atau mekanisme. Kedua, memandang birokrasi sebagai instrumen kekuasaan.
3.     Dimensi-dimensi birokrasi lainnya juga saling mempengaruhi satu sama lain dan menyebabkan organisasi menjadi lebh birokratis pada dimensi-dimensi tertentu
















DAFTAR PUSTAKA





0 comments:

Post a Comment

Linkie ♥

Powered by Blogger.