·
Analisis korelasi kanonikal : model
statistika multivariate yang memungkinkan identifikasi dan kuantifikasi
hubungan antara dua himpunan variabel.
·
Korelasi kanonikal merupakan
pengembangan korelasi (hubungan) dua variabel yang menggunakan skala interval
dan rasio.
·
Pemberian label Y dan X kepada kedua
variat kanonikal hanya untuk membedakan kedua himpunan variabel.
·
Bentuk umum fungsi kanonikal ialah sebagai
berikut :
Y1 + Y2 + Y3 . .
. Yq = X1 + X2 + X3 . . . Xp
·
Analisis kanonikal bertujuan
melakukan identifikasi hubungan antara dua kelompok variabel. Kelompok variabek
yang pertama disimbolkan X yang terdiri lebih dari satu anggota variabel X dan
kelompok variabel kedua disimbolkan Y yang terdiri lebih dari satu anggota
variabel Y.
·
Asumsi korelasi kanonikal :
1.
Linieritas, yaitu keadaan dimana
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen bersifat linier.
2.
Korelasi kanonik adalah hubungan linier
antar variabel kanonik
3.
Variabel independen dan variabel
dependen berdistribusi Normal Multivariat
·
Langkah – langkah :
a.
Buka file
b.
Masukkan data
c.
Melakukan analisis korelasi kanonik
dengan makro SPSS, yaitu dengan cara klik File > New > syntax
d.
Memasukkan syntax di bawah ini ke
dalam window SPSS syntax editor, yaitu :
e.
Run all untuk mendapatkan output.
·
Pembentukan fungsi kanonikal : angka
– angka dibawah ini merupakan angka – angka awal yang digunakan untuk membentuk
korelasi kanonikal. Angka korelasi kanonikal dapat dilihat dari angka Cannon
Cor.
·
Signifikansi hubungan antar variabel
dapat dilihat dengan menggunakan angka sif. of F dalam kolom output. Bila nilai
signifikansi berada di bawah 0.05. Hal ini menunjukkan proses perhitungan sudah
sesuai dengan uji signifikansi.
·
Canonical Loading : hasil yang
diperhatikan hanya fungsi 1. Didasarkan criteria angka korelasi, diartikan
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat sangat
kuat dan bersifat searah.
0 comments:
Post a Comment