Dosen : Adam Rasid, S. Sos, M. Si
Mata Kuliah : Pengantar Perkantoran
MAKALAH
“Pentingnya Organisasi Bagi Mahasiswa”
OLEH
:
NAMA : EKSANTI RAHMI RAMADHANI
NIM :
45215002
KELAS
: 1A D4 ADMINISTRASI NIAGA
PRODI
D4 ADMINISTRASI BISNIS
JURUSAN
ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK
NEGERI UJUNG PANDANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Organisasi
adalah sebuah wadah untuk para mahasiswa mengekspresikan
aspirasi mereka. Organisasi sangat
penting ada di dalam setiap perguruan tinggi karena dengan adanya organisasi di
setiap perguruan tinggi akan banyak menampung kreatifitas mahasiswanya, Sehingga
setiap aspirasi dan kreatifitas setiap mahasiswa tidak ada yang terbuang
sia-sia.setiap organisasi di atur oleh sebuah aturan yang telah dibuat oleh
semua anggota organisasi tersebut dan peraturan itu akan dijalankan oleh setiap
anggotanya dan bagi pelanggar aturan akan dikenakan sanksi yang telah
disepakati oleh setiap anggota dan didalam sebuah organisasi ada pengurus yang
memimpi organisasi agar sebuah organisasi dapat menjalankan tugas-tugasnya
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya,
sarana-parasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi Sedangkan organisasi mahasiswa yaitu
organisasi yang berisikan mahasiswa. Kemudian
organisasi mahasiswa dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan eksternal kampus.
Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan
kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan atau
kesenian, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetatman, teknologi dan/atau
kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
B. Rumusan
masalah
1.
Mengapa
organisasi penting bagi mahasiswa ?
2.
Bagaimana bentuk peran
mahasiswa ?
3.
Bagaimana pengaruh
Organisasi sebagai motivasi belajar?
C. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dari
makalah ini, yang menjadi tujuan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1.
Pentingnya
organisasi bagi mahasiswa di kampus
2.
Peran mahasiswa
dalam organisasi
3.
Peran organisasi
sebagai motivasi belajar mahasiswa
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan
organisasi kemahasiswaan
a. Tujuan
pendidikan tinggi
-
Menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memilik kemampuan akademi atau
professional menerapkan IPTEK dan kesenian
-
Mengembangkan IPTEK dan
kesenian untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.
b. Organisasi
kemahasiswaan
Organisasi kemahasiswaan intra perguruan
tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa yang diharapkan
dapat meningkatkan penalaran dan keilmuan serta arah profesi mahasiswa
menampung kebutuhan, menyalurkan minat, dan kegemaran serta meningkatkan
kesejahteraan.
c. Unit
kegiatan mahasiswa (UKM)
Berfungsi
sebagai wahana dan sarana pengembangan kegiatan ekstrakurikuler ditingkat
universitas, terutama yang berkaitan dengan pengembangan bakat dan minat.
UKM
yang di sahkan :
-
Mapala wirasta
-
PLM
-
Mahesa (Musik)
-
Futsal
-
Volley ball
-
Paduan suara
-
Cemara
-
Catur
-
Bulu tangkis
-
Menwa
-
LDK ( lembaga dakwa
kampus)
-
KSR ( Korps suka
relawan)
-
Pramuka
-
Panca silat
d. Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Berfungsi
sebagai organisasi pelaksanaan kegiatan pengemangan kemahasiswaan di tingkat
universitas dan merupakan coordinator kegiatan pengembangan kemahasiswaan
lingkungan uiversitas.
¨
Klasifikasi BEM : BEM
universitas
BEM fakultas
B. Peran
dan tanggung jawab mahasiswa
1.
Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah
peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan tinggi tertentu.
Selanjutnya menurut Sarwono (1978) Mahasiswa adalah setiap orang yang secara
resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di Perguruan tinggi dengan batas usia
sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh
statusnya karena ikatan dengan Perguruan Tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon
intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering
kali syarat dengan berbagai predikat.
Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan
insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi
(yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi
calon-calon intelektual.
Dari pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa
mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan
perguruan tinggi yang nantinya diharapkan menjadi calon-calon intelektual.
Namun jika kita mendefinisikan mahasiswa secara sederhana, maka kita
akan menafikan peranannya yang nyata dalam perkembangan arus bangsa. Ketika
kita mencoba menyederhanakan peran mahasiswa dengan mengambil definisi ‘setiap
orang yang belajar di perguruan tinggi’, definisi itu akan mempersempit makna
atau esensi dari mahasiswa itu sendiri. Mengingat sejarah panjang mahasiswa
dalam peranannya membangun bangsa, seorang Indonesianis, Ben Anderson
menyatakan bahwa, “sejarah Indonesia adalah sejarah pemudanya”.
Fenomena mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk
menyelesaikan studi tepat waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk
mendapat gelar sarjana atau diploma sesegera mungkin. Tak ayal lagi tren study
oriented mewabah di kalangan mahasiswa. Pertanyaan adalah, apakah cukup dengan
bekal ilmu yang dipelajari dari bangku kuliah dan indeks prestasi yang tinggi
untuk mengarungi kehidupan pasca wisuda? Ternyata tidak. Dunia kerja yang akan
digeluti oleh alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi dengan dua modal itu
saja. Ada elemen yang harus dipertimbangkan, yakni kemampuan soft skill.
Kemampuan ini terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam
satu team, serta kemampuan memimpin dan dipimpin.
2. Peran dan posisi mahasiswa
a. Peran moral
Mahasiswa yang dalam kehidupanya tidak dapat memberikan contoh dan
keteladanan yang baik berarti telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab
sebagai kaum terpelajar . Jika hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi pada
hedonisme (hura – hura dan kesenanggan) maka berarti telah berada persimpangan
jalan . Jika mahasiswa hari ini lebih suka mengisi waktu luang mereka dengan
agenda rutin pacaran tanpa tahu dan mau ambil tahu tentang perubahan di negeri
ini maka mahasiswa semacam ini adalah potret “generasi yang hilang “yaitu
generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang
pemuda dan mahasiswa.
b. Peran social
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan
kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat
kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat
melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan
orang lain, tidak bisa melihat poenderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya
kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan
sayangnya turun dan memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa
saja yang memerlukannya.
c. Peran Akademik
Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan aksi
sosialnya, sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat mahasiswa
itu lupa bahwa adalah insan akademik. Mahasiswa dengan segala aktivitasnya
harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap orang tua pasti ingin anaknya selesai
kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka sebagai seorang anak berusahalah
semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan keinginan itu, untuk mengukir masa
depan yang cerah dan membahagiakan orang tua.
d. Peran politik
Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini
mahasiswa berfungsi sebagai presseur group ( group penekan ) bagi pemerintah
yang zalim. Oleh karena itu pemerintah yang zalim merancang sedemikian rupa
agar mahasiswa tidak mengambil peran yang satu ini. Pada masa ordebaru di mana
daya kritis rakyat itu di pasung, siapa yang berbeda pemikiran dengan
pemerintah langsung di cap sebagai makar dan kejahatan terhadap negara.
Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis yang penuh dengan kreativitas.
Mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rakyat. Sekarang mari
kita pertanyakan pada diri kita yang memegang label Mahasiswa, sudah seberapa
jauh kita mengambil peran dalam diri kita dan lingkungan.
Oleh karena itu Mahasiswa harus tetap menjaga idealismenya sebagai
agen kontrol sosial (agent of social control) dan agen perubahan sosial (agent
of social change). Sejak era pra kemerdekaan sampai era reformasi, mahasiswa
mampu mengambil peran strategis bagi perubahan sosial, politik dan ekonomi.
3.
Tanggung jawab sosial mahasiswa
Dasar pikir perguruan tinggi dipandang sebagai institusi independen,
merupakan hal yang menguatkan pemahaman kita bahwa didalamnya terisi oleh para
intelektual bangsa dan calon-calon pemimpin masa depan yang mempunyai
spesifikasi ilmu masing-masing. Tuntutan atau tanggung jawab ilmu pengetahuan yang didapatkan dari
sebuah perguran tinggi membawa kita ke pertarungan sesungguhnya yaitu relaitas
dalam bermasrakat nantinya.
Proses pembelajaran disekolah-sekolah maupun diperguruan
tinggi ditujukan untuk membekali diri pelajar untuk dapat menjawab tuntutan
yang ada dimasyarakat pada umumnya yakni melalui transformasi keilmuan dapat
tercipta pemberdayaan masyarakat, partisipasi aktif dalam proses pembangunan
dan peningkatan taraf hidup berbangsa dan bernegara.
Yang menjadi tugas sahabat-sahabati adalah mengamalkan ilmu yang
sahabat-sahabati dapatkan dikampus nantinya untuk kepentingan dalam
bermasyarakat. Baik dalam hal ikut andil dalam memberikan tawaran solusi dari
sebuah masalah yang dihadapi, peningkatan SDM, ataupun yang lain.
Sebagai mahasiswa kita mempunyai peran double, pertama sebagai kaum terpelajar
yang kedua sebagi anggota dari masyarakat. Oleh karena itu dengan sendirinya
tanggung jawabnya juga menjadi lebih besar karena memainkan dua peran
sekaligus. Mahasiswa mempunyai kekuatan dalam daya nalar dan keilmuannnya dalam
menyelesaikan permasalahan bangsa. Namun, unsur penting dari ilmu dan daya
pikir itu adalah entitas nilai moral yang harus dijunjung tinggi.
Perguruan tinggi adalah sebuah institusi yang tidak sekedar untuk
kuliah, mencatat pelajaran, pulang dan tidur. Tapi harus dipahami bahwa
perguruan tinggi adalah tempat untuk penggemblengan mahasiswa dalam melakukan
kontempelasi dan penggambaran intelektual agar mempunyai idealisme dan komitmen
perjuangan sekaligus tuntutan perubahan.
Penggagasan terhadap terminologi perguruan tinggi tidak akan bisa dilepaskan
dari suplemen utama, yaitu mahasiswa. Stigma yang muncul dalam diskursus
perguruan tinggi selama ini cenderung berpusat pada kehidupan mahasiswa. Hal
ini sebagai konsekuensi logis agresitivitas mereka dalam merespon gejala sosial
ketimbang kelompok lain dari sebuah sistem civitas akademika.
Akan tetapi fenomena yang berkembang menunjukkan bahwa derap modernisasi
di Indonesia dengan pembangunan sebagai ideologinya telah memenjarakan
mahasiswa dalam sekat institusionalisasi, transpolitisasi dan depolitisasi
dalam kampus. Keberhasilan upaya dengan dukungan penerapan konsep NKK/BKK itu,
pada sisi lain mahasiswa dikungkung dunia isolasi hingga tercerabut dari
realitas sosial yang melingkupinya. Akibatnya, mahasiswa mengalami kegamangan
atas dirinya maupun peran-peran kemasyrakatan yang semestinya diambil.
Mahasiswapun tidak lagi memiliki kesadaran kritis dan bahkan sebaliknya
bersikap apolitis.
Melihat realitas seperti itu maka perlu
ditumbuhkan kesadaran kritis mahassiwa dalam merespon gejala sosial yang
dihadapinya, karena di samping belum tersentuh kepentingan praktis, mahasiswa
lebih relatif tercerahkan (well informed) dan potensi sebagai kelompok dinamis
yang diharapkan mampu mempengaruhi atau menjadi penyuluh pada basis mayarakat
baik dalam lingkup kecil maupun secara luas. Dengan
tataran ideal seperti itu, semestinya mahasiswa dapat mengambil peran
kemasyrakatan yang lebih bermakna bagi kehidupan kampus dan mayarakat.
C.
Pentingnya
Organisasi Bagi Mahasiswa
Organisasi mahasiswa merupakan wadah para
mahasiswa untuk berproses baik dalam pembelajaran dan pendidikan yang diperoleh
melalui kegiatan yang dilaksanakan secara formal maupun non formal. Dalam
sebuah organisasi banyak kegiatan yang dilakukan dimana semua anggota
organisasi harus berpartisipasi didalamnya. Organisasi yang aktif dan bagus
akan sering melatih para anggotanya baik dalam hal akademis maupun kepemimpinan.
Dalam hal akademis contohnya memberikan tentoran kepada adik kelas, pelatihan
membuat karya tulis, membuat penelitian yang bekerja sama dengan dosen atau
pihak kampus dan lain sebagainya. Dalam hal kepemimpinan misalnya melakukan
training kepemimpinan bagi anggota dan para calon anggota, membuat even atau
sebuah acara yang otomasis membutuhkan sebuah kepanitiaan, dengan adanya
kepanitiaan tersebut maka disana dilatih jiwa kepemimpinan anggota organisasi,
dan masih banyak lagi yang lain.
Menurut Tonny Trimasanto,(1993) mahasiswa itu
digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu mahasiswa yang apatis dan mahasiswa
aktif terhadap organisasi kampus. Mahasiswa yang apatis terhadap organisasi
kampus merupakan mahasiswa yang aktif terhadap perkuliahan saja, segala sesuatu
diukur dari pencapaian kredit semester dan indeks prestasi kumulatif yang
tinggi dan dapat meraih gelar sarjana secepatnya . Sedangkan mahasiswa aktif
adalah mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan dikampus,
yang sering disebut dengan “aktivis kampus”.
Kedua jenis mahasiswa ini memiliki perbedaan yang
kontras saat memasuki dunia kerja, mahasiswa aktifis cenderung lebih mudah
bersosialisasi dibanding mahasiswa apatis terhadap organisasi mahasiswa. Dalam
berorganisasi kita dilatih untuk bisa bersosialisasi dengan orang lain, selain
itu dengan bergabung di organisasi kemahasiswaan kita dilatih juga untuk
menyusun strategi dan bisa memanage waktu, diri sendiri dan orang lain. Jadi
organisasi mahasiswa penting sekali karena dapat karakter diri seseorang untuk
menjadi mahasiswa yang produktif.
Dibalik sisi positif tersebut sering juga kita
mendengar sentiment tidak bagus terhadap mahasiswa yang aktif di organisasi,
seperti aktifis itu identik dengan gelar ‘M.A’ alias Mahasiswa Abadi, dan tidak
jarang aktifis tersebut rawan drop-out karena lebih sibuk di organisasi
dibandingkan dengan perkuliahan. Inilah sebagian kecil pandangan banyak orang
pada sebuah organisasi mahasiswa.
Untuk lebih mengetahui bagaimana organisasi
mahasiswa yang sebenarnya ada baiknya mencoba sendiri bergabung didalamnya dan
berpartisipasi sebagai anggota organisasi tersebut, baru setelah itu kita bisa
menilai baik buruknya sebuah organisasi dan seorang aktifis kampus itu.
D.
Pengaruh
Organisasi Dalam Motivasi Belajar Mahasiswa
Suciati & Prasetya (2001)
menyatakan beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi Eksternal belajar adalah
sebagai berikut:
1. Kondisi lingkungan belajar berupa
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial
a)
Lingkungan Sosial
1) Lingkungan sosial sekolah,
lingkungan sosial sekolah seperti dosen, administrasi dan teman-teman dapat
mempengaruhi proses belajar. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi
motivasi untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat
menjadi teladan juga dapat menjadi pendorong peserta didik untuk belajar.
2) Lingkungan sosial masyarakat,
pengaruh itu terjadi karena keberadaanya peserta didik dalam masyarakat yang
meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media massa, teman bergaul,
dan bentuk kehidupan masyarakat.
3) Lingkungan sosial keluarga, hubungan
antar anggota keluarga yang harmonis, suasana rumah yang tenang, dukungan dan
pengertian dari orang tua, kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam keluarga akan
mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Organisasi mahasiswa merupakan
sekumpulan mahasiswa yang membentuk sebuah kelompok untuk mencapai tujuan
bersama,sebuah organisasi dibentuk sebagai wadah dari apirasi mahasiswa.setiap
organisasi memiliki suatu visi dan misi untuk mencapai tujuan suatu organisasi
tersebut.setiap organisasi memiliki manfaat yang sangat banyak sekali untuk
mengembangkan pola pikir mahasiswa,dimana mahasiswa dituntut untuk bertanggung
jawab terhadap tugas yang telah diberikan,setiap mahasiswa di tuntut untuk
disiplin,dan dengan kedisplinan mahasiswa tersebut dalam mengikuti sebuah
organisasi dapat dipastikan bahwa ketika mereka telah keluar dari organisasi
mereka pasti memiliki soft kill ,seperti bisa mengatur waktunya lebih
baik,dapat memimpin sebuah rapat,dll.itu sebabnya mengapa sebuah organisasi
sangat dibutuhkan oleh setiap mahasiswa ,karena dengan mengikuti organisasi
mahasiswa memiliki pengalaman yang sangat berguna di dunia kerja yang akan
segera mereka jalani
B. SARAN
Keaktifan
mahasiswa dalam organisasi berperan dalam meningkatkan kesiapan kerja sehingga
mahasiswa diharap mampu aktif dalam kegiatan organisasi semasa kuliah saat ini,
karena organisasi mampu memberikan pengalaman yang nantinya dibutuhkan untuk
terjun dalam dunia kerja.
DAFTAR
PUSTAKA
http://intelektualmoeda.blogspot.com/2011/11/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa.html
http://www.binuscareer.com
http://tkampus.blogspot.com/2012/04/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa.html
http://zaldym.wordpress.com/2010/07/13/peran-dan-fungsi-organisasi-mahasiswa/
sumber:http://windidwifirlyani.blogspot.com/2011/09/organisasi-dan-metode.html
Bpk Amirul
fatoni selaku pembantu rector III